Thursday, June 16, 2005

Low Self Esteem

Terkadang saat kita membutuhkan seseorang, kita justru tidak bisa menemukan seorang pun di sisi kita. Bisakah kita langsung bilang bahwa hal tersebut adalah salah satu bentuk ketidakadilan dalam hidup? Ya mungkin saja. Kita merasa kita selalu berada di samping orang yang meng-claim sangat membutuhkan kita. Tetapi mengapa saat kita membutuhkan, bukan hanya orang itu, tapi orang lain pun tidak ada.
Saya sedang membutuhkan orang lain saat ini. Tetapi mengapa tidak ada yang bersedia menjadi orang lain tersebut? Yah, mungkin bukannya tidak ada. Tapi saat ini sedang tidak tersedia saja. Ah, bukannya sama saja? Tak tersedia ya berarti tidak ada. Huh, saya terlalu capek untuk sendiri. I’m alone. Mungkin orang lain bisa melihat saya tegar, tidak peduli, tidak butuh orang lain. Jujur saja, dalam hati saya yang paling dalam, saya rapuh. Saya butuh orang yang sangat mengerti keadaan saya sekarang. Adakah? Bersediakah?
Saya butuh seseorang untuk saya andalkan. Kenapa ya? Apa saya yang memang terlalu sensitive? Apa saya egois? Ah, tidak juga. Semua orang egois. Berarti saya tidak bisa disalahkan dong.
Kenapa ya? Saya tahu, ada sesuatu yang salah. Ya mungkin saya yang salah. Diri saya ini salah, apa yang saya perbuat selalu salah, apa yang saya pikirkan selalu salah. Saya ingin tahu juga, apakah keberadaan saya di dunia ini juga salah. Tapi bisakah Tuhan yang menciptakan saya ini bersalah karena telah menempatkan saya di dunia? Mungkin bukan Tuhan yang salah, tapi saya. Sepenuhnya saya yang salah.
Saya sedang berada pada tahap dimana saya merasa diri saya ini tidak berarti. Tidak ada yang berarti yang saya lakukan. Kadang-kadang saya bertanya, apakah orang lain mengetahui kehadiran saya, keadaan saya? Apakah kalau saya tidak ada, semuanya akan berubah? Kalau saya tidak ada, adakah yang menyadarinya? Adakah yang akan kehilangan? Kalau saya tiba-tiba tidak ada, mungkinkah ada yang mencari? Atau mungkin malah tidak peduli?
Bagaimana kalau kata-kata “tidak ada” di atas saya ganti menjadi kata “mati”, atau mungkin supaya lebih sopan, “meninggal”?
Tolong, saya sedang jatuh. Tolong angkat saya. Jangan biarkan saya remuk, hancur, tak berbentuk. Tapi mungkin saya sudah jatuh, sudah remuk, hancur, dan tak berbentuk. Adakah yang bisa mengembalikan saya seperti semula, menjadi manusia yang mempunyai eksistensialisme seperti dulu? Ah, mungkin itu juga mimpi. Mungkin saya sebenarnya memang tidak ada, tidak pernah ada. Hanya mempunyai eksistensialisme yang absurd.
Intinya mungkin, saya memang tidak pernah ada. Semua orang termasuk saya menyadari, bahwa memang saya tidak pernah ada. Dan jika mungkin saya ada, sudah saatnya saya benar-benar menjadi tidak ada…

12 Comments:

At 6:04 AM, Blogger perawan membakar kampus said...

knapa harus menangis sayang? sini, sini,,cup cup cuppp,, muah muahhh..
*wink wink* penting ga sih? heuhuheu ..si basiiiiiii... we love you a lot dammit!!

 
At 11:30 AM, Anonymous Anonymous said...

Hehehe Au..
Welcome to my world..
Enjoy this hell..
Rasakan.
Pahami.
Hayati.

Nikmati absurditas ini.
Karena hanya itu yang nyata.
Hanya absurditas yang eksis.

Eksistensimu selalu ada, sayang.. Ia hanya berubah bentuk. Sama seperti energi...

*maaf aku mungkin tidak dapat mengangkatmu. hanya kau yang mampu melakukan itu.. aku tau kamu bisa. aku harap aku bisa..*

 
At 12:15 PM, Blogger oyaa said...

kamu ada..karena itulah kamu berarti..sangat2 berarti =)

 
At 5:17 AM, Blogger ~ JNZ ~ said...

Tuhan menciptakan kita dengan segala detail yang khusus dan unik sehingga kita spesial... sehingga kita berbeda dari manusia lainnya yang juga unik...
Tuhan bukan hanya sekadar iseng menciptakan masing-masing manusia dengan kompleksitas liar biasa...
Kita sendiri yang kadang-kadang sering menyederhanakan jerih payah Tuhan menaruh kita di muka bumi ini...

every creation-especially human beings-itu bertujuan...
mungkin saat ini, kita belum tahu saja apakah itu... tapi memang ada.

 
At 1:10 AM, Blogger perawan membakar kampus said...

saya sudah muak dengan segala kepura-puraan

aaaaarrghhhhhh

saya membutuhkannya dirinya, dia, oh pelacur yang berhati emas

persetan dengan penyimpangan!

bukankah itu solid, kawan?

bukankah Tuhan mencintai dirinya, si pelacur berhati emas, teman?

melebihi segala konformitas!

dan biarlah kemunafikan itu berlalu

saya membutuhkan dirinya, sang pelacur yang berhati emas

ajarkan tentang kebaikan dan ketulusan..

dunia membutuhkan dirinya, sang pelacur berhati emas.

 
At 6:59 AM, Blogger Aurora said...

COnfession:
Saya butuh orang lain. Kita semua butuh orang lain untuk menunjukkan eksistensialisme kita. Tanpa orang lain, apalah arti eksistensi?
Tak baik jika "ada" itu hanya sendiri. "Ada" menjadi benar-benar "ada" jika diiringi dengan "keberadadaan" "keadaan" lain!!!

 
At 8:14 AM, Anonymous Anonymous said...

bicara soal eksistensi

gw kurang ngerti au
berat dah topiknya
hohoho

yg pasti klo lo bnr2 ilang tiba2
wahhh diriku pasti kehilangan seorang temen yg gila padahal baru kenal

tuh gw aja yg baru kenal bisa bgtu
lo seharusnya tau gimana org2 yang udah kenal lama ama lo bakalan ngerasa lebih kehilangan dari gw

GBU

peace n out

 
At 8:14 AM, Anonymous Anonymous said...

bicara soal eksistensi

gw kurang ngerti au
berat dah topiknya
hohoho

yg pasti klo lo bnr2 ilang tiba2
wahhh diriku pasti kehilangan seorang temen yg gila padahal baru kenal

tuh gw aja yg baru kenal bisa bgtu
lo seharusnya tau gimana org2 yang udah kenal lama ama lo bakalan ngerasa lebih kehilangan dari gw

GBU

peace n out

 
At 9:30 AM, Blogger Aurora said...

Thanks my friend...
You are really something!!!!!!
Luv u all...

 
At 7:37 AM, Anonymous Anonymous said...

beriiissssiikkk uuu..!!
hahahaha...
gila lo lagi 'gila' yah???
hebat nih ledakan perasaan//pikiran lo. udah lama mengendapnya yah?
jangan kelamaan mempertanyakan.
coba cari jalan keluar.
supaya lo bisa bernafas lega
dan menunjukkan tanda-tanda kehidupan.

ps: hidup engga susah kalo ngga dibikin susah.

tapi lo 'ada' kok u.. at least physically..hihihihi

 
At 7:04 AM, Anonymous Anonymous said...

itu latihan supaya lo mencapai entitas yang almost perfect.
that's life. bitter-sweet.
be a ubermensch

 
At 8:32 AM, Blogger Aurora said...

Cuz it's a bitter sweet symphony, that's life...

 

Post a Comment

<< Home